Barang kali psikologis pelaku penyimpangan seksual ini sudah kurang waras. Pasalnya, dari penelitian yang dilakukan tim urolog di Sao Paulo, Brasil, menemukan, ada 35 persen pria di sebagian pedesaan negara itu yang melakukan hubungan seksual dengan hewan. Setidaknya, mereka melakukannya minimal dua kali dalam hidup. Perilaku yang disebut zoophilia itu akhirnya menyisakan penyakit pada kemaluan mereka.
Dalam studi ini, peneliti ingin mencari sejauhmana zoophilia mempunyai pengaruh terhadap kanker penis. Dari 492 responden pria berusia 18-80 tahun, ada 118 yang menderita kanker penis akibat berhubungan intim dengan hewan. Sebanyak 45 persen berterus terang tentang cara mereka menggauli hewan di sekitarnya.
Kuda, sapi, babi, dan ayam adalah hewan yang kerap menjadi sasaran pelampiasan seks. Para pelaku mengaku tidak pasti berapa kali dalam seminggu melakukan hubungan itu. Hanya saja, 59 responden mengatakan sudah 1-5 tahun bercinta dengan hewan. Sementara itu, ada 21 persen yang bahkan lebih dari 5 tahun orgasme bersama hewan.
Stjnio de Cassio Zequi, peneliti utama, mengatakan, potensi terserangnya kanker penis dari hubungan tidak lazim ini bukan disebabkan karena jenis hewannya. Melainkan, ada perbedaan karakteristik kelamin yang bisa membuat jaringan penis mengalami trauma mikro.
“Selaput lendir kelamin hewan memiliki karakteristik yang berbeda dari alat kelamin manusia dan sekresi dari hewan berbeda dari cairan manusia,” kata Zequi, seperti ditulis NewsMakerToday. “Jaringan hewan mungkin kurang lembut dan darah hewan itu menjadi racun bagi kita,” lanjutnya.
Kuda, sapi, babi, dan ayam adalah hewan yang kerap menjadi sasaran pelampiasan seks. Para pelaku mengaku tidak pasti berapa kali dalam seminggu melakukan hubungan itu. Hanya saja, 59 responden mengatakan sudah 1-5 tahun bercinta dengan hewan. Sementara itu, ada 21 persen yang bahkan lebih dari 5 tahun orgasme bersama hewan.
Stjnio de Cassio Zequi, peneliti utama, mengatakan, potensi terserangnya kanker penis dari hubungan tidak lazim ini bukan disebabkan karena jenis hewannya. Melainkan, ada perbedaan karakteristik kelamin yang bisa membuat jaringan penis mengalami trauma mikro.
“Selaput lendir kelamin hewan memiliki karakteristik yang berbeda dari alat kelamin manusia dan sekresi dari hewan berbeda dari cairan manusia,” kata Zequi, seperti ditulis NewsMakerToday. “Jaringan hewan mungkin kurang lembut dan darah hewan itu menjadi racun bagi kita,” lanjutnya.
Waahh ada ada saja itu orang brazil
BalasHapus