Tidak salah jika perempuan menuntut adanya kesetaraan hak antara pria dan wanita, karena pada dasarnya perempuan bisa melakukan berbagai peran yang dilakukan oleh pria.
"Bahkan kenyataannya, justru ada peran perempuan yang tidak bisa dilakukan pria. Dan ini merupakan nilai tambah perempuan dalam konteks kehidupan berkeluarga," tukas Pinky Saptandari, staf ahli Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam talkshow"Perempuan Sebagai Sumber Inspirasi dan Multi Peran" di Hotel Seruni, Bogor, Senin (30/4/2012) lalu.
Ditambahkan Pinky, perempuan seharusnya justru bangga menyandang gelar sebagai ibu rumah tangga. Karena pada dasarnya, perempuan memiliki tiga peran alami yang tak bisa tergantikan oleh pria, dan justru berfungsi melengkapi peran pria dalam rumah tangga.
1. Peran reproduksi
Peran reproduksi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu reproduksi alami dan reproduksi sosial. Reproduksi alami memang tak bisa terbantahkan lagi. Sesuai kodratnya, perempuan akan mengalami masa-masa menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Setelah mengalami siklus ini, perempuan seolah menjelma menjadi perempuan seutuhnya, dimana pengorbanan mereka untuk keluarga akan semakin besar dibandingkan sebelumnya. Proses melahirkan, misalnya, adalah proses antara hidup dan mati yang dijalani perempuan demi keselamatan sang anak.
Peran reproduksi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu reproduksi alami dan reproduksi sosial. Reproduksi alami memang tak bisa terbantahkan lagi. Sesuai kodratnya, perempuan akan mengalami masa-masa menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Setelah mengalami siklus ini, perempuan seolah menjelma menjadi perempuan seutuhnya, dimana pengorbanan mereka untuk keluarga akan semakin besar dibandingkan sebelumnya. Proses melahirkan, misalnya, adalah proses antara hidup dan mati yang dijalani perempuan demi keselamatan sang anak.
Sementara itu, peran reproduksi sosial lebih melibatkan emosi dan ikatan antara suami dan istri setelah proses reproduksi, misalnya memandikan anak, mengganti popok, dan lain sebagainya. "Peran sosial ini bisa dilakukan dengan adanya komunikasi dan kesepakatan antara suami dan istri," tukasnya.
2. Peran produksi
Peran produksi sebenarnya merupakan peran yang tidak wajib dijalankan oleh perempuan, dan tidak dilakukan semata-mata untuk meningkatkan perekonomian keluarga. "Bekerja merupakan salah satu cara perempuan untuk mengaktualisasi dan mengekspresikan dirinya," tambahnya.
Peran produksi sebenarnya merupakan peran yang tidak wajib dijalankan oleh perempuan, dan tidak dilakukan semata-mata untuk meningkatkan perekonomian keluarga. "Bekerja merupakan salah satu cara perempuan untuk mengaktualisasi dan mengekspresikan dirinya," tambahnya.
Namun, seringkali semua yang diperoleh dari hasil kerjanya tidak dipersembahkan untuk diri sendiri tapi juga untuk keluarga dan orang lain. Dalam keluarga berekonomi kecil, perempuan juga mampu memanfaatkan keterampilan khususnya untuk membantu menopang biaya hidup keluarga. Bukan berarti sang suami tidak mampu membiayai, hanya saja taraf hidup mereka berhasil meningkat ketika sang istri mulai melakukan sesuatu untuk menambah penghasilan dengan bekerja.
3. Peran bersosialisasi
Bagi banyak orang, khususnya pria, ajang sosialisasi perempuan seperti arisan anggota PKK dianggap tidak penting. "Padahal dengan berorganisasi, perempuan bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri mereka," ujarnya.
Bagi banyak orang, khususnya pria, ajang sosialisasi perempuan seperti arisan anggota PKK dianggap tidak penting. "Padahal dengan berorganisasi, perempuan bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri mereka," ujarnya.
Saat bersosialisasi, para perempuan juga bisa berprestasi sekaligus membagikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Mereka menikmati momen ketika bisa membagikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain, karena pada dasarnya perempuan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar