Protein dalam telur diketahui akan membuat perut kenyang dibandingkan dengan protein dalam gandum.
Sebutir telur besar memiliki sekitar 70 kalori dan berisi sekitar 6 gram protein, 5 gram lemak, dan 186 miligram kolesterol.
Diet dengan protein kualitas tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang, menyebabkan pemenuhan yang lebih baik dan keberhasilan diet penurunan berat badan," kata peneliti, Nikhil Dhurandhar, PhD, seorang profesor di departemen infeksi dan obesitas, Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, La.
Dalam penelitiannya, Dhurandhar melibatkan 20 orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Kemudian partisipan dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok diberi sarapan yang mengandung telur dan lainnya diberi sereal selama satu minggu. Meskipun telur dan sereal memiliki kandungan protein yang berbeda, namum dalam hal kalori, karbohidrat, protein, dan lemak mereka sama.
Sayangnya tidak disebutkan bagaimana telur diolah, berapa banyak jumlahnya, atau apakah ada makanan lain yang juga disertakan saat sarapan.
Pada hari pertama dan minggu terakhir masa pengujian, masing-masing partisipan diberi makan siang. Peneliti juga mengukur bagaimana rasa lapar atau kenyang sebelum dan sesudah sarapan dan makan siang, dengan merekam berapa banyak kalori yang dikonsumsi saat makan.
Peneliti mengambil sampel darah untuk menentukan tingkat ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar, dan PYY3-36, hormon yang memberi sinyal kenyang.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi telur di pagi hari merasa lebih kenyang sebelum makan siang dan mereka juga makan lebih sedikit makanan ketimbang peserta yang mengonsumsi sereal.
Dalam penelitiannya, Dhurandhar melibatkan 20 orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Kemudian partisipan dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok diberi sarapan yang mengandung telur dan lainnya diberi sereal selama satu minggu. Meskipun telur dan sereal memiliki kandungan protein yang berbeda, namum dalam hal kalori, karbohidrat, protein, dan lemak mereka sama.
Sayangnya tidak disebutkan bagaimana telur diolah, berapa banyak jumlahnya, atau apakah ada makanan lain yang juga disertakan saat sarapan.
Pada hari pertama dan minggu terakhir masa pengujian, masing-masing partisipan diberi makan siang. Peneliti juga mengukur bagaimana rasa lapar atau kenyang sebelum dan sesudah sarapan dan makan siang, dengan merekam berapa banyak kalori yang dikonsumsi saat makan.
Peneliti mengambil sampel darah untuk menentukan tingkat ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar, dan PYY3-36, hormon yang memberi sinyal kenyang.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi telur di pagi hari merasa lebih kenyang sebelum makan siang dan mereka juga makan lebih sedikit makanan ketimbang peserta yang mengonsumsi sereal.
Peserta yang mengonsumsi telur juga memiliki tingkat ghrelin lebih rendah dan jumlah yang lebih tinggi PYY3-36 selama tiga jam antara sarapan dan makan siang.
Untuk mengetahui efek jangka panjang dari kebiasaan sarapan dengan telur terhadap penurunan berat badan memang perlu dikaji lebih lanjut. Namun paling tidak telur bisa menjadi alternatif sarapan sehat untuk Anda yang ingin sarapan praktis dan sehat.
Untuk mengetahui efek jangka panjang dari kebiasaan sarapan dengan telur terhadap penurunan berat badan memang perlu dikaji lebih lanjut. Namun paling tidak telur bisa menjadi alternatif sarapan sehat untuk Anda yang ingin sarapan praktis dan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar