Tahukah anda kenapa pada saat kita stress, hasrat untuk memasukkan makanan ke dalam mulut tampaknya sulit terkontrol di tengah emosi yang meletup-letup?
Berdasarkan sebuah penelitian, dalam jangka pendek, stres akan menekan nafsu makan. Ini karena struktur di otak yang disebut hipotalamus melepaskan hormon corticotropin, yang menekan nafsu makan. Disini otak berperan mengirim pesan ke kelenjar adrenal untuk memompa hormon epinefrin (adrenalin), yang melawan rasa lapar.
Akan tetapi, cerita tersebut berbeda ketika stres berlanjut. Dalam jangka panjang, kelenjar-kelenjar adrenal akan melepaskan hormon kortisol yang justru akan meningkatkan nafsu makan melampaui normal.
Penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Investigation menemukan bahwa stres dalam jangka panjang akan mempengaruhi hormon ghrelin, yang memicu rasa lapar. ini berarti, mereka yang mengalami stres jangka panjang umumnya akan melihat makanan jauh lebih menggiurkan.
"Banyak orang ketika stres beralih ke makanan berkalori tinggi sebagai makanan yang nyaman," ujar Dr Jeffrey Zigman, penulis penelitian.
Penelitian lain menunjukan bahwa hormon stres yang tinggi juga akan mempengaruhi selera makan terhadap hidangan berkadar lemak dan gula tinggi. Setelah dicerna, makanan-makanan jenis ini akan memancing umpan balik yang menghambat aktivitas otak terkait proses terciptanya stres.
Stres diklaim sebagai penyebab memburuknya epidemi obesitas. Nah jika Anda menginginkan makanan manis, coba konsumsi buah. Kandungan rasa manis dalam buah relative aman untuk kesehatan ketimbang mengonsumsi makanan dengan banyak butiran gula. Di sisi lain, kita juga harus tetap selektif dalam memilih jenis makanan yang kita santap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar