Meskipun hanya satu garis yang muncul di wajah, wanita mana pun pasti akan panik. Apalagi jika baru berusia 20-an dengan segudang aktivitas. Penuaan dini kadang-kadang bisa merusak mood kerja maupun acara kencan dan akhir pekan Anda. Yuk, berkenalan lebih jauh dan singkirkan mitos yang tidak benar tentang keriput. Jadi, Anda tahu apa yang harus dilakukan.
Mitos: Keriput hanya terjadi saat kita sudah tua.
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Pada umumnya, gejala proses penuaan dimulai pada usia 25-an, berupa menurunnya elastisitas kulit dan kolagen. Namun, gaya hidup yang sehat dan perawatan kulit yang rutin dapat menghambat tanda-tanda penuaan sehingga keriput baru muncul di usia yang lebih tua. Sebaiknya mulailah merawat kulit sejak dini dan hindari melakukan kebiasaan buruk pada kulit.
Mitos: Senam muka dan sering tertawa mencegah timbulnya keriput.
Fakta: Memang benar tertawa memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, mulai dari awet muda hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tetapi hati-hati, ternyata terlalu ekspresif saat tertawa justru dapat menyebabkan gerakan otot wajah yang berlebihan. Apalagi bila otot yang terus bergerak ini diiringi penipisan struktur kulit karena pengaruh usia, maka akan menimbulkan bekas lekukan kulit yang disebut keriput mekanis, yang umumnya terjadi di sekitar dahi dan mata.
Mitos: Tidur tengkurap bisa menyebabkan keriput.
Fakta: Ternyata benar bahwa posisi tidur yang salah juga ikut andil memicu terbentuknya keriput. Jika Anda sering tidur dengan posisi miring atau tengkurap, risiko munculnya kerutan di wajah akan lebih besar karena gesekan dan gaya gravitasi. Jadi, sebaiknya tidurlah dalam posisi telentang.
Mitos: Keriput itu menurun dari orangtua kita.
Fakta: Memang benar bahwa faktor genetis cukup berperan dalam terbentuknya keriput. Jadi salah satu cara untuk memprediksi keriput yang akan timbul pada Anda adalah dengan melihat orangtua atau kakek dan nenek Anda. Jika mereka memiliki gen kulit kering dan kerutan di sekitar mata, kemungkinan besar Anda akan memiliki kecenderungan yang sama.
Mitos: Orang yang lebih banyak beraktivitas di luar lebih cepat keriput daripada orang yang bekerja kantoran.
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Keduanya memang berisiko tinggi menyebabkan kulit keriput. Paparan sinar matahari memang jahat untuk kulit, namun bekerja di dalam ruangan, terutama yang ber-AC juga dapat menghilangkan kelembaban kulit dan memicu kulit menjadi keriput. Apalagi sering kali Anda tidak sadar, karena sejuk, Anda lupa mengenakan pelembap kembali. Oleh karena itu, bekerja di dalam maupun di luar ruangan, ingatlah untuk selalu melindungi kulit dengan sunscreen atau pelembap agar tekstur kulit tetap terjaga.
Mitos: Kulit orang Asia lebih cepat berkeriput daripada orang kulit putih.
Fakta: Tidak benar. Sebenarnya, justru kulit orang Kaukasia yang lebih rentan terhadap keriput daripada kulit orang Asia. Hal itu karena struktur kulit orang Asia cenderung tebal dan berminyak. Memang orang Asia berada di lingkungan iklim yang sebagian besar tropis dan terkena radiasi sinar ultraviolet yang lebih banyak. Tapi untungnya, kelembapan tropisnya juga cukup tinggi sehingga kulit pun ikut terjaga kelembapannya.
Mitos: Keriput lebih banyak dialami oleh orang yang diet dan kurus.
Fakta: Benar bahwa diet yang salah hingga menyebabkan kurangnya asupan gizi dapat berhubungan dengan terjadinya kerutan pada kulit. Berkurangnya asupan gizi menyebabkan turunnya kadar vitamin, protein, dan mineral yang diserap oleh tubuh sehingga sistem imunitas juga ikut turun. Padahal, zat-zat tersebut bertanggung jawab penuh dalam proses penggantian sel kulit yang rusak serta menjaga elastisitas dan kelembapan kulit. Jadi, perkaya konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung antioksidan dan juga vitamin C.
Mitos: Memiliki masalah penglihatan ikut andil menimbulkan kerutan di dahi.
Fakta: Mitos ini benar. Biasanya, orang yang memiliki kendala dalam melihat akan melakukan kompensasi dengan memicingkan mata. Otomatis, otot-otot yang berada di sekitar mata, dahi, dan di antara alis akan bekerja keras secara berulang kali. Ini akan menimbulkan kerutan yang makin parah, jika masalah penglihatan tidak segera diatasi. Sebaiknya, begitu Anda merasa sulit melihat, segera pakai kacamata yang tepat sehingga otot di sekitar mata dan dahi dapat relaks kembali.
Mitos: Paling ampuh menghilangkan kerutan dengan botox.
Fakta: Hal ini tidak benar. Hati-hati memilih metode perawatan kulit Anda yang keriput. Meskipun sekarang semua serba instan, Anda harus bijak dalam menangani kerutan pada wajah. Kenali jenis keriputnya dan sesuaikan dengan usia Anda. Untuk keriput yang dangkal, atasi dengan krim antiaging. Untuk kerutan yang lebih dalam, metode chemical peeling dan mikrodermabrasi pilihan yang pas. Metode botox dan bedah surgical bisa menyulap kulit Anda, namun prosedurnya juga memiliki indikasi dan konsekuensi yang lebih tinggi. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Mitos: Keriput tidak dipengaruhi hormon, namun dipengaruhi oleh kadar kelembapan kulit.
Fakta: Salah besar. Keriput dipengaruhi oleh beberapa hormon di tubuh kita. Terutama hormon kortisol yang biasa dihasilkan pada saat stres. Penurunan hormon estrogen juga berpengaruh terhadap timbulnya kerutan pada kulit wanita. Pada pria, hormon testosteron juga ikut berperan dalam memicu keriput pada kulit, namun tidak sebesar pengaruh hormon estrogen pada wanita.
Mitos: Keriput hanya terjadi saat kita sudah tua.
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Pada umumnya, gejala proses penuaan dimulai pada usia 25-an, berupa menurunnya elastisitas kulit dan kolagen. Namun, gaya hidup yang sehat dan perawatan kulit yang rutin dapat menghambat tanda-tanda penuaan sehingga keriput baru muncul di usia yang lebih tua. Sebaiknya mulailah merawat kulit sejak dini dan hindari melakukan kebiasaan buruk pada kulit.
Mitos: Senam muka dan sering tertawa mencegah timbulnya keriput.
Fakta: Memang benar tertawa memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, mulai dari awet muda hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tetapi hati-hati, ternyata terlalu ekspresif saat tertawa justru dapat menyebabkan gerakan otot wajah yang berlebihan. Apalagi bila otot yang terus bergerak ini diiringi penipisan struktur kulit karena pengaruh usia, maka akan menimbulkan bekas lekukan kulit yang disebut keriput mekanis, yang umumnya terjadi di sekitar dahi dan mata.
Mitos: Tidur tengkurap bisa menyebabkan keriput.
Fakta: Ternyata benar bahwa posisi tidur yang salah juga ikut andil memicu terbentuknya keriput. Jika Anda sering tidur dengan posisi miring atau tengkurap, risiko munculnya kerutan di wajah akan lebih besar karena gesekan dan gaya gravitasi. Jadi, sebaiknya tidurlah dalam posisi telentang.
Mitos: Keriput itu menurun dari orangtua kita.
Fakta: Memang benar bahwa faktor genetis cukup berperan dalam terbentuknya keriput. Jadi salah satu cara untuk memprediksi keriput yang akan timbul pada Anda adalah dengan melihat orangtua atau kakek dan nenek Anda. Jika mereka memiliki gen kulit kering dan kerutan di sekitar mata, kemungkinan besar Anda akan memiliki kecenderungan yang sama.
Mitos: Orang yang lebih banyak beraktivitas di luar lebih cepat keriput daripada orang yang bekerja kantoran.
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Keduanya memang berisiko tinggi menyebabkan kulit keriput. Paparan sinar matahari memang jahat untuk kulit, namun bekerja di dalam ruangan, terutama yang ber-AC juga dapat menghilangkan kelembaban kulit dan memicu kulit menjadi keriput. Apalagi sering kali Anda tidak sadar, karena sejuk, Anda lupa mengenakan pelembap kembali. Oleh karena itu, bekerja di dalam maupun di luar ruangan, ingatlah untuk selalu melindungi kulit dengan sunscreen atau pelembap agar tekstur kulit tetap terjaga.
Mitos: Kulit orang Asia lebih cepat berkeriput daripada orang kulit putih.
Fakta: Tidak benar. Sebenarnya, justru kulit orang Kaukasia yang lebih rentan terhadap keriput daripada kulit orang Asia. Hal itu karena struktur kulit orang Asia cenderung tebal dan berminyak. Memang orang Asia berada di lingkungan iklim yang sebagian besar tropis dan terkena radiasi sinar ultraviolet yang lebih banyak. Tapi untungnya, kelembapan tropisnya juga cukup tinggi sehingga kulit pun ikut terjaga kelembapannya.
Mitos: Keriput lebih banyak dialami oleh orang yang diet dan kurus.
Fakta: Benar bahwa diet yang salah hingga menyebabkan kurangnya asupan gizi dapat berhubungan dengan terjadinya kerutan pada kulit. Berkurangnya asupan gizi menyebabkan turunnya kadar vitamin, protein, dan mineral yang diserap oleh tubuh sehingga sistem imunitas juga ikut turun. Padahal, zat-zat tersebut bertanggung jawab penuh dalam proses penggantian sel kulit yang rusak serta menjaga elastisitas dan kelembapan kulit. Jadi, perkaya konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung antioksidan dan juga vitamin C.
Mitos: Memiliki masalah penglihatan ikut andil menimbulkan kerutan di dahi.
Fakta: Mitos ini benar. Biasanya, orang yang memiliki kendala dalam melihat akan melakukan kompensasi dengan memicingkan mata. Otomatis, otot-otot yang berada di sekitar mata, dahi, dan di antara alis akan bekerja keras secara berulang kali. Ini akan menimbulkan kerutan yang makin parah, jika masalah penglihatan tidak segera diatasi. Sebaiknya, begitu Anda merasa sulit melihat, segera pakai kacamata yang tepat sehingga otot di sekitar mata dan dahi dapat relaks kembali.
Mitos: Paling ampuh menghilangkan kerutan dengan botox.
Fakta: Hal ini tidak benar. Hati-hati memilih metode perawatan kulit Anda yang keriput. Meskipun sekarang semua serba instan, Anda harus bijak dalam menangani kerutan pada wajah. Kenali jenis keriputnya dan sesuaikan dengan usia Anda. Untuk keriput yang dangkal, atasi dengan krim antiaging. Untuk kerutan yang lebih dalam, metode chemical peeling dan mikrodermabrasi pilihan yang pas. Metode botox dan bedah surgical bisa menyulap kulit Anda, namun prosedurnya juga memiliki indikasi dan konsekuensi yang lebih tinggi. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Mitos: Keriput tidak dipengaruhi hormon, namun dipengaruhi oleh kadar kelembapan kulit.
Fakta: Salah besar. Keriput dipengaruhi oleh beberapa hormon di tubuh kita. Terutama hormon kortisol yang biasa dihasilkan pada saat stres. Penurunan hormon estrogen juga berpengaruh terhadap timbulnya kerutan pada kulit wanita. Pada pria, hormon testosteron juga ikut berperan dalam memicu keriput pada kulit, namun tidak sebesar pengaruh hormon estrogen pada wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar