Tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah (BP3 Jawa Tengah) melakukan penelitian terhadap bangunan kuno berupa bunker yang ditemukan di lingkungan RSUP dr Kariadi, Semarang, Kamis (28/6/2012). Penelitian terkait fisik bangunan dan nilai sejarahnya.
Staf perlindungan BP3 Jawa Tengah, Muhammad Junawan, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan pengumpulan data sedetail mungkin. Selanjutnya, nilai penting bangunan akan dikaji untuk kemudian mengetahui apakah perlu pelestarian. "Analisis akan disampaikan kepada tim untuk ditentukan, apakah ini merupakan warisan budaya," ujarnya.
Ia mengatakan, analisis tersebut membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Ia mengaku belum bisa memastikan apakah bangunan tersebut termasuk cagar budaya atau bukan. "Kalau memang ada nilai sejarah penting, tentu akan dilakukan langkah selanjutnya," tambahnya.
Berdasarkan data sementara, diketahui tinggi pintu 190 cm, lebar pintu 76 cm, tebal dinding 42 cm, bidang pintu 4 cm, panjang bangunan 520 cm, dan lebar 197 cm. Bangunan ini memang diperkirakan sejenis bunker untuk pertahanan. "Hal ini dilihat dari ruang yang sangat terbatas dan diperkirakan untuk pertahanan dari serangan musuh," ujarnya.
Untuk mengetahui apakah bunker peninggalan zaman Belanda atau Jepang, ia mengatakan perlu pengkajian ulang. Meski demikian, ada perkiraan bahwa bunker merupakan peninggalan Belanda, dilihat dari bangunan dengan bangunan baru yang lebih dominan, meski bangunan berada di sekitar tebing atau bukit.
"Diduga bunker karena sama-sama memanfaatkan alam. Perbedaannya, kalau Jepang biasanya lebih memanfaatkan kondisi alam dan hanya sedikit menambah bangunan. Kalau Belanda, bangunannya lebih dominan," urainya.
Seperti diberitakan, sebuah bangunan kuno ditemukan tertimbun tanah atau bukit kecil di lingkungan RSUP dr Kariadi, Semarang. Bangunan ditemukan di sisi barat, di wilayah pelebaran bangunan yang rencananya akan menjadi tempat parkir.
Kepala Humas, Hukum, dan Pemasaran RSUP dr Kariadi, Semarang, Darwito mengatakan bahwa bangunan kuno ditemukan oleh para pekerja pada Minggu (24/6/2012), yang kemudian dilaporkan kepada pihak rumah sakit. "Saat ini pihak rumah sakit sedang melakukan penambahan bangunan, dan di bagian belakang ada perbukitan yang rencananya akan diratakan untuk perluasan parkir. Tapi ternyata ditemukan bangunan itu," ungkapnya.
Saat ini sekitar bunker diberi garis dan tulisan agar tidak dimasuki sembarang orang karena sedang diteliti. Pihak rumah sakit mengaku masih menunggu keputusan dari BP3 Jawa Tengah.
Staf perlindungan BP3 Jawa Tengah, Muhammad Junawan, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan pengumpulan data sedetail mungkin. Selanjutnya, nilai penting bangunan akan dikaji untuk kemudian mengetahui apakah perlu pelestarian. "Analisis akan disampaikan kepada tim untuk ditentukan, apakah ini merupakan warisan budaya," ujarnya.
Ia mengatakan, analisis tersebut membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Ia mengaku belum bisa memastikan apakah bangunan tersebut termasuk cagar budaya atau bukan. "Kalau memang ada nilai sejarah penting, tentu akan dilakukan langkah selanjutnya," tambahnya.
Berdasarkan data sementara, diketahui tinggi pintu 190 cm, lebar pintu 76 cm, tebal dinding 42 cm, bidang pintu 4 cm, panjang bangunan 520 cm, dan lebar 197 cm. Bangunan ini memang diperkirakan sejenis bunker untuk pertahanan. "Hal ini dilihat dari ruang yang sangat terbatas dan diperkirakan untuk pertahanan dari serangan musuh," ujarnya.
Untuk mengetahui apakah bunker peninggalan zaman Belanda atau Jepang, ia mengatakan perlu pengkajian ulang. Meski demikian, ada perkiraan bahwa bunker merupakan peninggalan Belanda, dilihat dari bangunan dengan bangunan baru yang lebih dominan, meski bangunan berada di sekitar tebing atau bukit.
"Diduga bunker karena sama-sama memanfaatkan alam. Perbedaannya, kalau Jepang biasanya lebih memanfaatkan kondisi alam dan hanya sedikit menambah bangunan. Kalau Belanda, bangunannya lebih dominan," urainya.
Seperti diberitakan, sebuah bangunan kuno ditemukan tertimbun tanah atau bukit kecil di lingkungan RSUP dr Kariadi, Semarang. Bangunan ditemukan di sisi barat, di wilayah pelebaran bangunan yang rencananya akan menjadi tempat parkir.
Kepala Humas, Hukum, dan Pemasaran RSUP dr Kariadi, Semarang, Darwito mengatakan bahwa bangunan kuno ditemukan oleh para pekerja pada Minggu (24/6/2012), yang kemudian dilaporkan kepada pihak rumah sakit. "Saat ini pihak rumah sakit sedang melakukan penambahan bangunan, dan di bagian belakang ada perbukitan yang rencananya akan diratakan untuk perluasan parkir. Tapi ternyata ditemukan bangunan itu," ungkapnya.
Saat ini sekitar bunker diberi garis dan tulisan agar tidak dimasuki sembarang orang karena sedang diteliti. Pihak rumah sakit mengaku masih menunggu keputusan dari BP3 Jawa Tengah.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar