Steffen Potter tak sepakat bila permainan tim nasional Jerman dalam laga semi final melawan Italia, Kamis (28/6/2012), dikatakan buruk. Pelatih timnas Jerman U-14 ini menilai bahwa Jerman memang belum berada di puncak permainan mereka.
Namun seperti yang kerap diulang oleh pelatih Joachim Loew bahwa hal-hal sederhana dalam sepak bola dapat membuat tim mana pun terdepak seketika dari perebutan gelar juara jika gagal menerapkannya. Dan Jerman membuktikannya, hal-hal sederhana membuat mereka terdepak.
Susunan pemain Loew sangat mengejutkan namun Potter menilai itu tak ada hubungannya dengan kekalahan 1-2 dari pasukan "Gli Azzurri". Potter juga menilai bahwa Italia tak dianggap sebagai momok yang justru bisa menggilas balik "Der Panzer".
Jerman sebenarnya memulai permainan dengan baik dan bisa menciptakan peluang melalui Mats Hummels saat permainan baru berjalan lima menit. Namun, Italia terlalu "ngotot" untuk menguasai bola dan ini menjadi awal "keterpurukan" Philipp Lahm dan kawan-kawan.
Lalu apa yang sebenarnya membuat Jerman harus pulang lebih cepat? Seperti dilansir oleh situs resmi UEFA, Potter menyimpulkan, dua hal inilah yang menjadi penyebab utama kekalahan timns Jerman dari pasukan Cesare Prandelli itu.
Pertama, pertahanan Jerman sangat buruk, terutama dalam rentang waktu terjadinya dua gol Mario Balotelli. Hummels yang sempat memulai dengan baik kalah "ngotot" dengan Antonio Cassano yang akhirnya berhasil menyodorkan umpan indah untuk Balotelli.
Porter juga mengritik kemampuan lini belakang Jerman untuk melakukan jebakan off-side. Akibatnya, bola dari umpan panjang Ricardo Montolivo kepada Balotelli bisa terus dibawa hingga disarangkan oleh pemain Italia berusia 21 tahun itu ke gawang Manuel Neuer.
Catatan kedua untuk Jerman adalah penyelesaian yang tidak pernah akurat dari segala peluang yang telah muncul dalam babak pertama maupun kedua. Berkali-kali lini tengah Jerman menciptakan peluang manis untuk Marco Reus dan Phillip Lahm, namun tak ada yang berbuahkan gol.
Pada dasarnya, Potter mengatakan bahwa Jerman kalah di hal-hal mendasar dalam sepak bola.
"Jika Anda ingin bermain di final di turnamen besar, Anda tidak bisa bertahan seperti yang menyedihkan yang dilakukan Jerman di dua kesempatan yang ada, dan Anda perlu untuk mencetak setidaknya peluang besar yang bisa diperhitungkan (sebagai poin)," tandasnya.
Namun seperti yang kerap diulang oleh pelatih Joachim Loew bahwa hal-hal sederhana dalam sepak bola dapat membuat tim mana pun terdepak seketika dari perebutan gelar juara jika gagal menerapkannya. Dan Jerman membuktikannya, hal-hal sederhana membuat mereka terdepak.
Susunan pemain Loew sangat mengejutkan namun Potter menilai itu tak ada hubungannya dengan kekalahan 1-2 dari pasukan "Gli Azzurri". Potter juga menilai bahwa Italia tak dianggap sebagai momok yang justru bisa menggilas balik "Der Panzer".
Jerman sebenarnya memulai permainan dengan baik dan bisa menciptakan peluang melalui Mats Hummels saat permainan baru berjalan lima menit. Namun, Italia terlalu "ngotot" untuk menguasai bola dan ini menjadi awal "keterpurukan" Philipp Lahm dan kawan-kawan.
Lalu apa yang sebenarnya membuat Jerman harus pulang lebih cepat? Seperti dilansir oleh situs resmi UEFA, Potter menyimpulkan, dua hal inilah yang menjadi penyebab utama kekalahan timns Jerman dari pasukan Cesare Prandelli itu.
Pertama, pertahanan Jerman sangat buruk, terutama dalam rentang waktu terjadinya dua gol Mario Balotelli. Hummels yang sempat memulai dengan baik kalah "ngotot" dengan Antonio Cassano yang akhirnya berhasil menyodorkan umpan indah untuk Balotelli.
Porter juga mengritik kemampuan lini belakang Jerman untuk melakukan jebakan off-side. Akibatnya, bola dari umpan panjang Ricardo Montolivo kepada Balotelli bisa terus dibawa hingga disarangkan oleh pemain Italia berusia 21 tahun itu ke gawang Manuel Neuer.
Catatan kedua untuk Jerman adalah penyelesaian yang tidak pernah akurat dari segala peluang yang telah muncul dalam babak pertama maupun kedua. Berkali-kali lini tengah Jerman menciptakan peluang manis untuk Marco Reus dan Phillip Lahm, namun tak ada yang berbuahkan gol.
Pada dasarnya, Potter mengatakan bahwa Jerman kalah di hal-hal mendasar dalam sepak bola.
"Jika Anda ingin bermain di final di turnamen besar, Anda tidak bisa bertahan seperti yang menyedihkan yang dilakukan Jerman di dua kesempatan yang ada, dan Anda perlu untuk mencetak setidaknya peluang besar yang bisa diperhitungkan (sebagai poin)," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar