Kamis, 04 Oktober 2012

Wanita Ini Tak Bisa Mencium Bau Apa Apa Selama 37 Tahun

Share on :

Saat flu atau pilek orang akan merasa terganggu karena kemampuan mencium bau akan terganggu. Tapi June Blythe berhasil melalui waktu 37 tahun tanpa bisa mencium bau atau aroma apapun.
June (65 tahun) diketahui kehilangan indera rasa dan bau karena memiliki kondisi rhinosinositis kronis pada tahun 1975. Akibat kondisi ini, selama 37 tahun ia tidak bisa mengendus rasa atau bau apapun.
Kondisi ini turut pula membuatnya tidak bisa bernapas melalui hidung sehingga membuat penyakit asma yang dimilikinya semakin memburuk. Namun kini ia bisa merasa lega, karena operasi selama 3 jam yang dilakukan dokter bisa mengembalikan kemampuan indera rasa dan baunya.
“Saya seperti hidup di dunia yang berbeda. Saya tidak pernah berpikir bisa mencium kembali setelah 37 tahun tidak ada rasa atau bau sama sekali,” ujar June, seperti dikutip dari Mirror.co.uk Selasa (18/9/2012).
June yang tinggal di Taverham, Norfolk mendatangi James Paget University Hospital di Gorleston, Norfolk dan menjalani operasi selama 3 jam untuk membersihkan polip dari rongga sinusnya.
Sebelumnya June sudah pernah menjalani operasi namun tidak berhasil, kondisi ini membuat June tidak memiliki harapan yang tinggi bahwa suatu hari ia bisa mencium rasa dan bau lagi.
Namun ternyata operasi yang dilakukan selama 3 jam memberikannya harapan baru. Sekitar 10 hari setelah dioperasi tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya bisa mencium aroma lemon, seketika ia pun menangis sukacita.
“Dulu saat saya tidak bisa mencium, saya harus mengandalkan ingatan untuk mengingat bagaimana barang yang berbau dan terasa. Tapi sekarang saya seperti keluar adri vakum dan bisa mencium serta merasa apapun,” ujar June.
Rhinosinositis kronis didefinisikan sebagai kelompok gangguan yang ditandai dengan peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal minimal selama 12 minggu. Hal ini membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat sehingga dapat memberikan perawatan klinis yang tepat.
Kondisi ini biasanya didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul saja, tetapi mekanisme patofisiologis banyak berperan dalam penyakit dan untuk menentukan penyebabnya. Jika penyebabnya diketahui maka bisa diberikan rencana pengobatan yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar