Kamis, 07 Juni 2012

Makanan lemak bisa picu kerusakan otak

Share on :
Mengonsumsi makanan tinggi lemak tak jenuh tunggal dapat memperbaiki fungsi dan memori otak. Hal ini menunjukkan bahwa lemak dapat memiliki efek yang sama pada otak seperti yang mereka lakukan pada jantung, ungkap para peneliti.

"Membuat perubahan dengan makan lebih sedikit lemak jenuh dan makan lebih banyak lemak tak jenuh tunggal lebih mungkin dapat membantu mencegah penurunan kognitif pada orang tua," kata pemimpin studi, Dr Olivia Okereke, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School.
"Hal ini penting karena penurunan kognitif mempengaruhi jutaan orang tua. Ini adalah area penelitian yang menjanjikan."

Sama seperti berolahraga, menjaga berat badan yang sehat dan tidak merokok, mungkin menjadi faktor lain yang dapat dimodifikasi dalam memerangi penurunan mental.

Temuan ini dirilis secara online pada 18 Mei 2012 dalam Annals of Neurology.

Dalam pengkajiannya, Okereke dan tim mengumpulkan data dari 6.000 perempuan yang mengambil bagian dalam U.S. Women Health Study. Setiap partisipan menjalani tiga fungsi tes otak setiap dua tahun selama rentang rata-rata empat tahun.

Peneliti juga meminta para partisipan untuk mengisi kuesioner secara rinci tentang makanan yang mereka konsumsi pada awal penelitian dan sebelum tes otak dilakukan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, wanita yang mengkonsumsi jumlah tertinggi lemak jenuh memiliki fungsi otak dan memori terburuk secara keseluruhan ketimbang wanita yang mengkonsumsi paling sedikit lemak jenuh.

Peneliti juga mencatat bahwa wanita yang mengkonsumsi lemak tak jenuh tunggal paling banyak mendapatkan skor tertinggi saat menjalani tes otak selama empat tahun pengujian.

Lemak jenuh berasal dari lemak hewani seperti daging merah dan mentega, sedangkan lemak tak jenuh tunggal ditemukan dalam minyak zaitun dan produk nabati lainnya.

Dalam studi tersebut, peneliti telah memperhitungkan banyak hal yang dapat mempengaruhi temuan, termasuk usia, pendidikan, olahraga, merokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat dan kondisi kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa temuan ini bukan akibat perilaku kesehatan yang lebih baik di kalangan perempuan perserta studi.

"Kami pikir tidak mungkin bahwa temuan mengenai lemak makanan terutama akan dijelaskan dengan gaya hidup sehat pada mereka dengan pendidikan yang lebih," kata Okereke.

Meskipun riset ini hanya dilakukan pada kalangan perempuan, "akan masuk akal apabila temuan yang kita lihat pada wanita juga harus berlaku bagi pria," tambahnya.

Samantha Heller, seorang ahli diet, ahli gizi, ahli fisiologi olahraga dan koordinator nutrisi klinis di Center for Cancer Care, Griffin Hospital di Derby, Connecticut, berpendapat, "Tampak bahwa efek makan tinggi lemak jenuh dan makanan yang terkait, seperti daging merah dan olahan, keju dan mentega, dari waktu ke waktu akan memberikan efek kesehatan yang buruk."

Heller menambahkan, penelitian ini mendukung riset sebelumnya yang telah menemukan hubungan antara lemak jenuh, insiden penyakit Alzheimer dan penurunan fungsi otak.

"Lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, kanker dan diabetes, dan dapat meningkatkan timbunan lemak di perut Anda," kata Heller.

"Timbunan lemak sendiri akan meningkatkan risiko untuk penyakit jantung, diabetes, kanker tertentu dan penyakit Alzheimer," katanya.

"Untuk menurunkan asupan lemak jenuh, memilih makanan susu rendah lemak atau tanpa lemak seperti susu bebas lemak dan yogurt, unggas tanpa kulit dan ikan. Batasi daging merah dan olahan seperti," saran Heller.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar