Jumat, 21 September 2012

Mengenal Lebih Jauh Fungsi Ginjal Manusia

Share on :

Selain memproduksi urine, ginjal sebenarnya memiliki sejumlah fungsi yang sangat vital. Seperti mengatur keseimbangan dan komposisi cairan di tubuh, mengatur keseimbangan asam basa, mengatur tekanan darah, menghasilkan hormon eritropoetin (EPO) untuk membantu pembentukan sel darah merah serta mengatur metabolisme tulang. 

Ginjal juga merupakan penyaring zat-zat yang tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh, menyaring darah dan menjaga keseimbangan kimiawi tubuh.

Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter sampah dan ekstra kelebihan air. "Sampah" dan ekstra air ini akan menjadi urine, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urine akan disimpan di dalam kandung kemih sebelum dikeluarkan saat berkemih.

Zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal terganggu maka kemampuan menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap tubuh. Contohnya protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot, tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar bersama urine (bocor) bila unit penyaring ginjal  glomerulus  sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urine, disebut dengan albumin.

Bila kerja organ yang berbentuk seperti kacang merah dan berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan ini sudah tidak bisa bekerja seperti semula, terapi seperti hemodialisis dan transplantasi ginjal dapat menjadi harapan baru bagi penderita gangguan fungsi ginjal.

MEREKA yang BERISIKO 

Penderita diabetes 
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyebab nomor satu penyakit ginjal kronik (PGK). Dengan mengendalikan kadar gula darah risiko terjadinya kerusakan ginjal dapat dicegah.

Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) 
Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak atau mengganggu pembuluh darah halus dalam ginjal yang lama-kelamaan dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah. Menjaga berat badan tetap ideal, berolahraga secara teratur, dan mengendalikan tekanan darah dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ginjal menjadi gagal ginjal.

Pelaku penyalahgunaan obat-obatan/zat tertentu 
Pemakaian obat-obatan terlarang, seperti heroin atau kokain, dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal.

Penyakit pada ginjal 
Penyakit radang pada glomerulus/unit penyaring ginjal, dapat merusak ginjal, sehingga ginjal tidak bisa lagi menyaring zat-zat sisa metabolisme tubuh. Untuk mengetahui lebih lanjut, biasanya dokter akan meminta Anda melakukan serangkaian pemeriksaan lab.

Riwayat keluarga penyakit ginjal 
Salah satu jenis penyakit yang bersifat diturunkan adalah penyakit ginjal polikistik, yaitu penyakit ketika jaringan normal ginjal secara perlahan digantikan oleh kista-kista berisi cairan.

Kelahiran prematur 
Bayi prematur (lahir kurang dari 32 minggu kehamilan) berisiko memiliki penumpukan endapan kalsium di bagian nefron ginjal, yang dikenal dengan nefrokalsinosis. Bayi yang memiliki kondisi seperti ini memiliki risiko untuk menderita gangguan fungsi ginjal di kemudian hari.

Usia 

Seiring dengan pertambahan usia, fungsi ginjal pun dapat menurun/degeneratif.
Trauma atau kecelakaan 
Kecelakaan, cedera, beberapa jenis operasi, juga dapat mengganggu atau merusak ginjal.

Akibat penyakit tertentu 
Penyakit-penyakit seperti penyakit lupus, anemia sel sabit (sickle cell anemia ), kanker, AIDS, hepatitis C dan gagal jantung berat dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal kronis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar